Menapaki Kisah Ashabul Kahfi

March 11, 2015



Pernahkah mendengar kisah ashabul kahfi? Kisah sarat makna itu terdapat dalam Al-quran surat yang sama Al-kahfi. Sebetulnya didalam surat al-kahfi itu, diceritakan tiga kisah masa lalu yang bermuatan moral tinggi yakni kisah ashabul kahfi sendiri, kisah pertemuan nabi musa dan nabi khaidir dan kisah dzulqarnain. Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah ashabul kahfi ini. 

Tepatnya dalam surat al-kahfi, allah menceritakan kisah agung ini untuk diambil saripati hikmahnya oleh umat manusia. “kami kisahkan kepadamu (muhammad) kisah ini dengan benar. sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada rabb mereka, dan kami tambahkan untuk mereka petunjuk.” (Al-Kahfi :13).

Ashabul kahfi merupakan sekelompok pemuda beriman yang sangat teguh dalam mempertahankan keyakinannya. Mereka hidup di masa kekuasaan seorang raja dzalim dengan mayoritas warganya yang menaati dan menakuti titah sang raja termasuk dalam soal keyakinan. Raja dzalim tersebut menyembah berhala yang tentunya sangat bertentangan dengan keyakinan ashabul kahfi. 

Namun ashabul kahfi tak pernah sedikitpun gentar menghadapi si raja dzalim sekalipun nyawa yang menjadi taruhannya. Keyakinan mereka ialah bahwa Allah merupakan rabb yang sesungguhnya, penguasa segala kehidupan di langit dan di bumi. Doa mereka sebagaimana yang tertuang dalam surat al-kahfi ayat 14-15. 

“lalu mereka pun berkata, “Rabb kami adalah rabb seluruh langit dan bumi, kami sekali-kali tidak menyeru (beribadah kepada) rabb selain dia, sesungguhnya kami kalau demikian (menyeru/beribadah kepada selain-Nya) telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran.” Kaum kami ini telah menjadikan selain dia sebagai rabb-rabb (untuk disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka)? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?”.
Suatu ketika, ashabul kahfi dipanggil oleh sang raja karena dianggap melanggar titahnya untuk menyembah berhala. Ketika berada di istana, sang raja langsung menyuruhnya untuk bersujud kepada berhala yang selama itu juga ia sembah. Namun tanpa sedikitpun merasa takut ashabul kahfi menolaknya dan lantas melarikan diri. Sang raja marah bukan kepalang. Ia pun kemudian menyuruh bala tentaranya untuk mengejar ashabul kahfi yang telah kabur. 

Mereka terdesak, ashabul kahfi memohon pertolongan kepada Allah supaya diloloskan dari kejaran pasukan raja. Dengan penuh keikhlasan dan kepasrahan mereka berdoa : “wahai rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).” (al-kahfi: 10).

Kemudian Allah mengabulkan segala doa mereka. Pertolongan datang disaat yang tepat. Atas petunjuknya, merekapun kemudian berlindung di dalam sebuah goa yang didalamnya terasa cukup luas dan nyaman. Sebentar saja, mereka sudah merasa nyaman tinggal didalamnya. Supaya mereka tidak kesal, Allah pun menidurkan mereka dalam waktu sangat panjang sebagaimana diterangkan didalam firmanNya. 

“maka kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu.” (al-kahfi:11)

Memangnya bisa manusia tidur dalam jangka waktu yang sangat panjang, ratusan tahun? Jika dipikir menggunakan akal sehat rasanya mustahil. Oleh karena hanya kekuatan maha kuasa mereka bisa melewati hari-harinya di dalam gua tanpa merasa gelisah dan kesal meskipun dalam jangka waktu sangat lama. Namun begitu, sekalipun mereka berada dalam keadaan tertidur di dalam gua, mata mereka dalam keadaan terbuka sehingga tidak akan ada orang yang menyangka bahwa mereka sebenarnya sedang pulas. Hal itu juga merupakan bukti kebaikan Allah. 
Hal tersebut sebagaimana diterangkan dalam firmanNya :
“dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur.”(al-kahfi:17)

Bukan hanya itu, Allah juga menjaga tubuh mereka supaya tetap utuh dan sehat dengan cara sebagai berikut.
Sinar matahari yang berpotensi merusak organ tubuh manusia jika menyorot dalam jangka waktu  lama, oleh Allah sinarnya tidak dimasukkan secara langsung ke dalam gua. Hanya lewat celah-celah kecil saja sinar matahari masuk untuk menerangi gua menjadi remang-remang. Allah telah berfirman :
“Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. itu adalah sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dia lah yang mendapat petunjuk, dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” (al-kahfi: 18)

kondisi mereka yang ditidurkan di dalam gua, normalnya sangat berpotensi dimakan ulat tanah. Tapi kenyataannya mereka tetap utuh sampai dibangunkan. Rahasianya, bahwa Allah telah membolak-balikkan tubuh mereka tanpa kesadaran mereka sehingga dengan tubuh yang bergerak dinamis itu, tak akan ada ulat tanah yang akan merusak atau memakannya. Dengan begitu, jasad mereka tetap dalam keadaan utuh. 
Allah Swt berfirman :
“dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka menjulurkan kedua kakinya di muka pintu gua.” (al-kahfi: 18)

Lalu bagaimana jika ada orang yang bermaksud jahat kepada mereka? Allah telah menjaganya dengan memberikan rasa takut kepada siapapun yang melihatnya.
        
Hal tersebut sebagaimana yang Allah firmankan dalam al-kahfi ayat 18. 
“Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.” (al-kahfi : 18).

Karena itulah, meskipun mereka tertidur pulas di dalam gua dalam jangka lama jasadnya tak habis dimakan rayab atau ulat tanah, atau raib dibawa orang karena telah dijaga langsung oleh Allah. Penjagaan Allah terhadap mereka disebabkan karena keimanannya yang kuat dan kerelaannya hidup susah sekalipun harus menentang intimidasi dari si raja yang dzalim dan penyembah berhala.

Lantas, berapa lama mereka tertidur di dalam gua itu? sesuai dengan firman Allah, ashabul kahfi tinggal didalam gua selama 309 tahun. “dan mereka tinggal dalam gua tersebut (selama) tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).” (al-kahfi:25).
Bisa dibayangkan kalau tanpa kekuasaan Allah tak mungkin mereka berada di dalam gua dalam jangka waktu selama itu. sungguh sangat mustahil.

Allah kemudian membangunkan mereka setelah negerinya telah banyak berubah. Seluruh penduduk dan rajanya sudah berganti sehingga tidak ada seorangpun yang mengenali mereka. Merekapun akhirnya bisa selamat dari ancaman raja yang dzalim itu dan bisa menikmati kehidupan barunya dengan tetap menjaga keyakinan dan agamanya. Bahwa Allah-lah tuhan yang harus mereka sembah, tidak

Hikmah dari kisah ini ialah perlunya mempertahankan keimanan kepada Allah dalam keadaan apapun. Kita harus yakin bahwa pertolongan Allah akan datang kepada setiap hambaNya yang sedang ditimpa kesulitan. Allah tidak akan membiarkan hambaNya yang taat terus-terusan berada dalam kesulitan hidup sepanjang kita tawakal dan sabar dalam menjalani segala cobaanNya.
Sungguh Allah tidak akan mengingkari janji-janjiNya.

You Might Also Like

2 comments

  1. kisah-kisah dalam al-qur'an memang selalu mengandung hikmah, tinggal bagaimana kita menggalinya.
    nice posting

    ReplyDelete