Beranda

  • Beranda

Zuhra Asra | Lovid this life

    • Home
    • Traveling
    • Lifestyle
    • Culinary
    • Health
    • Kuah Pliek U
    • Review
    sumber foto : pastipastibisa.wordpress.com

    Tulisan ini bukanlah tulisan saya, karena isinya sarat dengan makna, ingin rasanya berbagi cerita ini dengan anda.

    *** ALKISAH dua orang sahabat karib sedang melakukan perjalanan. Mereka berjalan melintasi gurun pasir. Tiba-tiba terjadi sebuah pertengkaran pada keduanya. Salah satu sahabat tak dapat menahan amarahnya sehingga sampai menampar sahabatnya sendiri dan tak ada yang melerainya.
    Namun sahabat yang tertampar pun tak membalas mau pun berkata apa-apa, meski pipi terasa sakit sampai ke dalam hati. Lalu ia menuliskan sesuatu di atas pasir, “HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU.”
    Setelah itu mereka melanjutkan perjalanannya lagi. Mereka menemukan sebuah oasis, dan memutuskan untuk mandi agar dapat mengobati rasa capai dan dahaga. Terlebih sakit yang dirasakan dari tamparan seorang sahabat, agar segera terobati.

    Namun apa yang terjadi, oasis tersebut cukup dalam. Dan sahabat yang telah tertampar tadi nyaris tenggelam tidak dapat berenang, sehingga sahabatnya bergegas untuk menyelamatkannya. Ketika ia mulai siuman dan rasa takut itu mulai menghilang, ia lalu mengukir kata diatas sebuah batu “HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU TELAH MENYELAMATKAN NYAWAKU.”
    Lalu si penolong yang juga pernah menampar sahabatnya bertanya, “Kenapa setelah aku melukaimu, kau menulisnya di atas pasir. Sedangkan sekarang kau mengukirkannya di atas batu?”
    Dan sahabatnya pun tersenyum dan menjawab, “Jika seorang sahabat telah melukai kita maka kita harus menulisnya di atas pasir, agar kesalahan tersebut akan cepat terhapus dengan hembusan angin. Dan jika sahabat telah berbuat kebajikan sekecil apa pun terhadap kita, maka haruslah kita ukirkan di atas batu hati kita agar tetap terkenang tidak hilang oleh waktu.”
    Inilah gambaran yang sering kita temui dalam kehidupan kita, bertemu sebuah konflik atau sudut pandang yang berbeda. Mari kita luapakan masalah atau pun kesalahan-kesalahan saudara mau pun sahabat kita.
    Mari belajar “Menulis Di Atas Pasir”.

    Eko Warsiyanto, Owner at Rumah Terapi Ath-Thibun Nabawi
    Continue Reading
    sumber foto : sujj4da [dot] blogspot [dot] com
    Adakalanya ngotak-atik website dan blog orang bisa mendatangkan banyak manfaat. Kita bisa dapat informasi baru, belajar pengalaman baru dari para blogger, bisa nambah inspirasi dan.... dan... Pokoknya banyak dah, selain  pengetahuan juga nambah ingat sama Allah. Bak ilmu padi, kian berisi kian merunduk, semakin banyak kita tahu kekuasaan Nya semakin
    nyata betapa kecil dan tak ada apa-apanya manusia ini dibandingkan dengan ilmu Allah swt.

    Hari ini, setelah berkelana kesana kemari, mencari alamat blogger  yang bisa ku singgahi. Akhirnya ku terhenti di salah satu kantor media Islami, kubuka dan kuperhatikan sekelilingnya. Penghuni dan se-isi rumahnya tampak ramai, tapi tidak membuat ku sesak berada didalamnya.  

    Ada beberapa sajian yang menarik mata, menu sajian itu terus dan terus mengajakku untuk melirik menu yang lain, seperti candu aku terus melahapnya. Ada satu dua tiga tulisan yang ku simpan, menurutku isinya sarat makna dan kerap terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena itu aku ingin berbagi cerita ini, semoga bermanfaat.

                                                       ****
    Ini kisah lama. Lebih dari sepuluh tahun lalu kejadiannya. Saya, Rudi, dan Adi menjadi instruktur pesantren kilat yang diadakan sebuah SMU favorit di Jakarta. Acara itu diadakan di sebuah vila kawasan Puncak.

    Setelah acara selesai kami bertiga tidak ikut rombongan pulang ke Jakarta. Saya dan Adi memutuskan ikut Rudi melakukan survei. Rencananya Rudi akan mengadakan Tafakur Alam untuk lingkup fakultas tempatnya kuliah. Cibodas, kaki Gunung Gede, tempat yang diincar. Jadi, kami bertiga melanjutkan perjalanan ke Cibodas.

    Sampai di Persimpangan Cipanas-Cibodas kami turun. Hari masih pagi benar. Rencananya kami sarapan. Di situ ada warung bubur ayam. Enak dan murah. Cocok dengan isi kantong kami. Setelah dihitung oleh Rudi, imam safar kami, uang kami hanya cukup untuk sarapan bubur dan ongkos pulang.

    Memang jika ada acara keluar kota, kami biasa berjalan berdua atau bertiga.  Kami memilih salah seorang sebagai imam perjalanan. Uang dikumpulkan. Dengan begitu yang kurang bisa ditutupi oleh yang berlebih. Sayangnya, di antara kami bertiga saat itu tidak ada yang berkelapangan. Masing-masing hanya membawa uang pas-pasan. Untuk ongkos angkot dari Persimpangan Cipanas-Cibodas ke Cibodas pun kami tidak punya. Jadi, setelah sarapan bubur nasi kami harus jalan kaki ke tempat tujuan.

    Pagi. Dingin. Lapar. Kami harus jalan kaki ke Cibodas. Warung bubur yang kami incar tidak buka. Perut keoncongan. Kami berjalan, berjalan, dan berjalan. Sepanjang jalan kami berdzikir. Berdzikir akan menanbah kekuatan, begitu kata seorang ustadz. Akhirnya, tiba juga kami di gerbang Cibodas.

    Dengan uang jatah sarapan kami beli salak. Jadilah kami sarapan salak. Setelah itu kami ke areal perkemahan untuk melihat-lihat tempat yang cocok untuk base camp acara tafakur alam nanti. Tak lupa kami cek track yang kira-kira menarik untuk dilintasi. Kami memilih jalan ke arah naik Gunung Gede. Sayang, kami tak punya uang untuk membayar tiket masuk. Artinya, kami mencari jalan lain. Melintasi lembah, menerabas semak-semak, mengikuti bekas aliran air hujan, dan menyusuri lereng bukit. Akhirnya, kami menemukan jalan utama ke Gunung Gede.

    Kami tentukan tempat-tempat yang pas untuk pos pemberhentian nantinya. Akhir, perjalanan adalah telaga. Tentu saja kami mengecek hingga ke sana. Alhamdulillah, energi dari salak yang kami makan tadi pagi cukup menggerakan kaki kami hingga ke sana. Kami shalat. Jama’ qashar ta’khir. Usai shalat kami dapati kami adalah rombongan terakhir di sana. Sebelumnya ada rombongan remaja keturunan Cina. Mereka telah turun. Asyik sekali mereka berjalan sambil mengunyah coklat.

    Saya berkata ke Rudi dan Adi, memang paling enak makan coklat di cuaca dingin begini. Coklat itu kalori banyak. Tentu tubuh kita tidak akan kedinginan. Ya, begitulah orang kalau tidak mampu yang sedang kedinginan dan perut keroncongan. Cuma bisa berangan-angan.

    Setelah cukup melihat-lihat kami pun turun. Tapi, belum jauh kami melangkah, ajaib, ada tiga batang coklat tergeletak di tanah! Subhanallah! Kami celingukan. Mencari-cari siapa pemilik coklat-coklat itu. Kami yakin betul tidak ada orang lain. Hanya kami bertiga. Mungkinkah ini coklat dari langit?

    Alhamdulillah, kami dapat mengisi perut kosong kami dengan coklat itu. Masing-masing satu batang. Alhamdulillah. Dengan tambahan tenaga dari coklat itu kami berjalan hingga ke Jalan Raya Cipanas. Kami menunggu bis ke Jakarta. Lama tak kunjung datang. Hujan turun. Kami basah. Dingin. Tak ada bis ke Jakarta. Hari Ahad semua bis Bandung tidak lewat Puncak. Semua dialihkan ke jalur Sukabumi atau Purwakarta. Tapi, kami tak putus asa. Sambil sekali-kali mengacungkan jari ke mobil-mobil pribadi berplat Jakarta, kami berjalan ke arah Puncak.

    Saya berkata ke teman-teman, alangkah indahnya kalau ada bapak-bapak tanya ke kita, mau kemana dek, kita jawab ke Jakarta. Tidak ada bis. Sudah nginep saja di vila bapak, besok baru ke Jakartanya. Wah, sedap! Begitu kata saya.

    Rudi dan Adi tertawa. Menertawakan angan-angan saya yang tak mungkin itu. Tapi, belum berapa jauh kami melangkah tiba-tiba ada suara menegur kami. Datang dari seorang pemuda kira-kira usianya tiga tahun di atas kami. Ia menanyakan persis seperti yang saya angan-angankan. “Tidak ada bis ke Jakarta. Sudah, nginep saja di vila kakak saya,” begitu katanya. Subhanallah!

    Betapa banyak kemurah yang Allah berikan kepada kami. Padahal, tidak kami memintanya secara sungguh-sungguh. Kami tidak berdoa secara khusus. Kami hanya berseloroh. Tapi, Allah memberinya lebih. Kami dapat makan malam gratis, salinan baju kering dan hangat, serta tempat tidur yang nyaman. Seperti itulah Allah menunjukkan keberadaannya kepada kami.
    Muhammad, Jakarta

    Note : ALLAh itu ada. Ia lebih dekat daripada urat nadi kita. Ia tahu jahir dan isi batin kita.  Ia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Memberi apa yang kita pinta, memberi apa-apa yang tidak kita pinta. 



    Sumber : https://www.islampos.com/coklat-dari-langit-2635/ 
    Continue Reading
    Nabi sulaiman adalah putra Nabi Dawud As, raja kedua Bani Israil setelah thalut. Nabi dawud meraih popularitas dan pengakuan Bani Israil karena keberhasilannya membunuh Jalut, raja bangsa filistin yang zalim dan telah lama menjajah Bani Israil dalam waktu yang sangat lama. Kerajaannya terletak di kota Yerussalem, palestina. Dawud berhasil membangun kerajaan yang besar dan makmur, dan mewariskannya kepada putranya yang juga dipilih oleh Allah menjadi nabi-Nya.

    Suatu hari Allah mengujinya, sulaiman menguasai kerajaannya lewat sebuah cicin, ketika dia kehilangan cincin itu, singgasananya ditempati oleh setan yang berubah wujud menyerupainya. Dia sempat kehilanganya kerajaan itu selama empat puluh hari dan berusah untuk menemukan kembali cincinnya yang hilang. 

    Cincinnya dibuang ke laut oleh setan tersebut. Ada beberapa versi yang menyebut nama setan tersebut, shakhra, Ashir, Ashif, ada juga yang menyebutnya Hubqiq.
    Sulaiman selalu melepas cincinya ketika dia akan masuk ke kamar kecil atau ketika akan berhubungan intim dengan istrinya. Saat dia melepas cincin itulah, setan mengambilnya. Sulaiman mendapatkan cincinya kembali setelah membeli seekor ikan di tepi laut. Setelah membelah perut ikan itu, sulaiman menemukan cincinnya. Saat dia kembali ke kerajaannya, pepohonan, angin, dan hewan semua bersimpuh memberi penghormatan kepadanya. 

    Dia pun berdoa, sebagaimana disebutkan pada ayat yang artinya “Wahai Rabbku, ampunilah segala dosa yang terjadi antara aku dan Engkau. Anugerahi aku kerajaan yang tidak akan direbut oleh siapa pun setelah ini,”
    Sulaiman adalah seorang raja yang bijaksana. Dia menggunakan kekuasaannya untuk mengajak manusia beriman kepada Allah. Salah satu kerjaan besar pada masa itu yang berhasil di ajak beriman kepada Allah adalah kerajaan Saba. Kisahnya cukup rinci diceritakan dalam beberapa ayat al-quran. 

    Sulaiman memiliki bala tentara tidak hanya dari jenis manusia, tetapi juga jin dan makhluk yang lain. Di dalam al-quran , kisah kematian sulaiman, Allah jadikan bukti bahwa jin dan setan sama sekali tidak mengetahui tentang perkara gaib. Sulaiman berdiri dengan tongkatnya untuk mengawasi pembangunan Baitul Maqdis. Tidak ada yang mengetahui kematiannya, bahkan setan sekalipun. Andai saja rayap tidak memakan tongkatnya, tidak ada yang mengetahui bahwa Sulaiman telah meninggal. “Maka ketika kami telah menetapkan kematian atasnya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika dia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang gaib itu tentu mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan,” (QS, Saba’ 34:14). 

    Kerajaan sulaiman diwariskan dari ayahnya, Nabi Dawud, merupakan contoh bagi manusia, bahwa kerajaan yang dibangun dan dimiliki oleh seorang nabi pun tidak kekal. Semua mengikuti ketentuan yang Allah tetapkan di alam semesta. Kejayaan dan kejatuhan akan selalu bergilir antara bangsa-bangsa di dunia. Tidak ada kejayaan yang kekal, dan tidak ada kemunduran yang tidak bisa dipulihkan. Yang kekal dan abadi hanya kerajaan Allah. 

    Continue Reading

    Diantara kelebihan yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman adalah, dapat memahami bahasa binatang. Allah SWT berfirman, “Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, ‘Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarang kalian, agar kalian tidak di injak oleh sulaiman dan tentaranya, karena mereka tidak menyadari,’” (QS. An-Naml [27]: 18)

    Ayat ini tidak hanya menginformasikan keutamaan yang Allah anugerahkan kepada sulaiman berupa kemampuannya memahami bahasa binatang. Namun ada beberapa hal lain yang Allah isyaratkan, yaitu :

    Isyarat pertama, pada redaksi asli ayat tersebut, semut yang memberi perintah agar para semut masuk ke dalam sarang masing-masing disebut dengan namlatun (baca:namlah) artinya : semut betina, atau semut ratu. Penelitian tentang kehidupan semut membuktikan, bahwa dalam satu koloni semut, terdiri dari : semut ratu, semut pejantan, dan semut pekerja. Penggunaan kata pada ayat tersebut yang menunjukkan bahwa yang memberi perintah adalah namlah (semut betina/ratu) sangat tepat dengan fakta sebenarnya. Di dunia semut, yang bertugas memberi perintah kepada seluruh semut yang ada dalam koloni adalah semut ratu. 


    Isyarat kedua, ayat ini menggambarkan kekuatan insting hewan dalam membaca tanda-tanda bahaya. Manusia telah memanfaatkan insting hewan ini untuk membaca gejala-gejala alam seperti gunung meletus yang ditandai dengan turunnya hewan-hewan dari atas gunung ke bawah untuk menyelamatkan diri. Hal ini juga dijelaskan dalam hadist yang terdapat dalam Muwaththa’ Malik tentang keutamaan-keutamaan hari jumat, Rasullullah bersabda, “kiamat akan terjadi pada hari jumat... tidak ada satu makhluk pun di bumi, kecuali dia akan mendeteksi suara teriakan yang sangat keras dengan telinganya, sejak fajar hari jumat sampai terbitnya matahari, karena mereka takut terhadap hari kiamat, kecuali jin dan manusia.”


    Hadist ini, selain menginformasikan bahwa hewan memiliki rasa takut yang lebih besar dari pada manusia terhadap hari kiamat, juga menginformasikan hal yang sama dari manusia dalam medeteksi berbagai jenis bahaya dan bencana yang akan terjadi. 


    sumber : Buku Kerajaan Al-quran | Hudzaifah Ismail
     
    Continue Reading


    Pernahkah mendengar kisah ashabul kahfi? Kisah sarat makna itu terdapat dalam Al-quran surat yang sama Al-kahfi. Sebetulnya didalam surat al-kahfi itu, diceritakan tiga kisah masa lalu yang bermuatan moral tinggi yakni kisah ashabul kahfi sendiri, kisah pertemuan nabi musa dan nabi khaidir dan kisah dzulqarnain. Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah ashabul kahfi ini. 

    Tepatnya dalam surat al-kahfi, allah menceritakan kisah agung ini untuk diambil saripati hikmahnya oleh umat manusia. “kami kisahkan kepadamu (muhammad) kisah ini dengan benar. sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada rabb mereka, dan kami tambahkan untuk mereka petunjuk.” (Al-Kahfi :13).

    Ashabul kahfi merupakan sekelompok pemuda beriman yang sangat teguh dalam mempertahankan keyakinannya. Mereka hidup di masa kekuasaan seorang raja dzalim dengan mayoritas warganya yang menaati dan menakuti titah sang raja termasuk dalam soal keyakinan. Raja dzalim tersebut menyembah berhala yang tentunya sangat bertentangan dengan keyakinan ashabul kahfi. 

    Namun ashabul kahfi tak pernah sedikitpun gentar menghadapi si raja dzalim sekalipun nyawa yang menjadi taruhannya. Keyakinan mereka ialah bahwa Allah merupakan rabb yang sesungguhnya, penguasa segala kehidupan di langit dan di bumi. Doa mereka sebagaimana yang tertuang dalam surat al-kahfi ayat 14-15. 

    “lalu mereka pun berkata, “Rabb kami adalah rabb seluruh langit dan bumi, kami sekali-kali tidak menyeru (beribadah kepada) rabb selain dia, sesungguhnya kami kalau demikian (menyeru/beribadah kepada selain-Nya) telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran.” Kaum kami ini telah menjadikan selain dia sebagai rabb-rabb (untuk disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka)? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?”.
    Suatu ketika, ashabul kahfi dipanggil oleh sang raja karena dianggap melanggar titahnya untuk menyembah berhala. Ketika berada di istana, sang raja langsung menyuruhnya untuk bersujud kepada berhala yang selama itu juga ia sembah. Namun tanpa sedikitpun merasa takut ashabul kahfi menolaknya dan lantas melarikan diri. Sang raja marah bukan kepalang. Ia pun kemudian menyuruh bala tentaranya untuk mengejar ashabul kahfi yang telah kabur. 

    Mereka terdesak, ashabul kahfi memohon pertolongan kepada Allah supaya diloloskan dari kejaran pasukan raja. Dengan penuh keikhlasan dan kepasrahan mereka berdoa : “wahai rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).” (al-kahfi: 10).

    Kemudian Allah mengabulkan segala doa mereka. Pertolongan datang disaat yang tepat. Atas petunjuknya, merekapun kemudian berlindung di dalam sebuah goa yang didalamnya terasa cukup luas dan nyaman. Sebentar saja, mereka sudah merasa nyaman tinggal didalamnya. Supaya mereka tidak kesal, Allah pun menidurkan mereka dalam waktu sangat panjang sebagaimana diterangkan didalam firmanNya. 

    “maka kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu.” (al-kahfi:11)

    Memangnya bisa manusia tidur dalam jangka waktu yang sangat panjang, ratusan tahun? Jika dipikir menggunakan akal sehat rasanya mustahil. Oleh karena hanya kekuatan maha kuasa mereka bisa melewati hari-harinya di dalam gua tanpa merasa gelisah dan kesal meskipun dalam jangka waktu sangat lama. Namun begitu, sekalipun mereka berada dalam keadaan tertidur di dalam gua, mata mereka dalam keadaan terbuka sehingga tidak akan ada orang yang menyangka bahwa mereka sebenarnya sedang pulas. Hal itu juga merupakan bukti kebaikan Allah. 
    Hal tersebut sebagaimana diterangkan dalam firmanNya :
    “dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur.”(al-kahfi:17)

    Bukan hanya itu, Allah juga menjaga tubuh mereka supaya tetap utuh dan sehat dengan cara sebagai berikut.
    Sinar matahari yang berpotensi merusak organ tubuh manusia jika menyorot dalam jangka waktu  lama, oleh Allah sinarnya tidak dimasukkan secara langsung ke dalam gua. Hanya lewat celah-celah kecil saja sinar matahari masuk untuk menerangi gua menjadi remang-remang. Allah telah berfirman :
    “Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. itu adalah sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dia lah yang mendapat petunjuk, dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” (al-kahfi: 18)

    kondisi mereka yang ditidurkan di dalam gua, normalnya sangat berpotensi dimakan ulat tanah. Tapi kenyataannya mereka tetap utuh sampai dibangunkan. Rahasianya, bahwa Allah telah membolak-balikkan tubuh mereka tanpa kesadaran mereka sehingga dengan tubuh yang bergerak dinamis itu, tak akan ada ulat tanah yang akan merusak atau memakannya. Dengan begitu, jasad mereka tetap dalam keadaan utuh. 
    Allah Swt berfirman :
    “dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka menjulurkan kedua kakinya di muka pintu gua.” (al-kahfi: 18)

    Lalu bagaimana jika ada orang yang bermaksud jahat kepada mereka? Allah telah menjaganya dengan memberikan rasa takut kepada siapapun yang melihatnya.
            
    Hal tersebut sebagaimana yang Allah firmankan dalam al-kahfi ayat 18. 
    “Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.” (al-kahfi : 18).

    Karena itulah, meskipun mereka tertidur pulas di dalam gua dalam jangka lama jasadnya tak habis dimakan rayab atau ulat tanah, atau raib dibawa orang karena telah dijaga langsung oleh Allah. Penjagaan Allah terhadap mereka disebabkan karena keimanannya yang kuat dan kerelaannya hidup susah sekalipun harus menentang intimidasi dari si raja yang dzalim dan penyembah berhala.

    Lantas, berapa lama mereka tertidur di dalam gua itu? sesuai dengan firman Allah, ashabul kahfi tinggal didalam gua selama 309 tahun. “dan mereka tinggal dalam gua tersebut (selama) tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).” (al-kahfi:25).
    Bisa dibayangkan kalau tanpa kekuasaan Allah tak mungkin mereka berada di dalam gua dalam jangka waktu selama itu. sungguh sangat mustahil.

    Allah kemudian membangunkan mereka setelah negerinya telah banyak berubah. Seluruh penduduk dan rajanya sudah berganti sehingga tidak ada seorangpun yang mengenali mereka. Merekapun akhirnya bisa selamat dari ancaman raja yang dzalim itu dan bisa menikmati kehidupan barunya dengan tetap menjaga keyakinan dan agamanya. Bahwa Allah-lah tuhan yang harus mereka sembah, tidak

    Hikmah dari kisah ini ialah perlunya mempertahankan keimanan kepada Allah dalam keadaan apapun. Kita harus yakin bahwa pertolongan Allah akan datang kepada setiap hambaNya yang sedang ditimpa kesulitan. Allah tidak akan membiarkan hambaNya yang taat terus-terusan berada dalam kesulitan hidup sepanjang kita tawakal dan sabar dalam menjalani segala cobaanNya.
    Sungguh Allah tidak akan mengingkari janji-janjiNya.
    Continue Reading
    Older
    Stories

    About me

    Tak ada kata terlambat untuk belajar, tak ada kata terlambat untuk berbuat baik, tidak ada kata terlambat untuk berubah

    [ Contact ]
    mynamedora25@gmail.com

    Google Facebook Twitter Instagram

    Popular Posts

    • Waspadai lipstik Bermerek tapi kw dan inilah ciri-cirinya
    • Bercermin dari Metamorfosis Kupu-kupu
    • Sejarah Masjid dan Tongkat Po Teumeureuhom di Pidie
    • Sepiring mie china, kuliner nikmat cuma tujuh ribu
    • Nostalgia Bersama Pelajaran IPA SD

    Arsip Blog

    • ▼  2018 (2)
      • ▼  September 2018 (1)
        • ASIAN GAMES 2018 DI INDONESIA BIKIN BANGGA
      • ►  April 2018 (1)
    • ►  2017 (11)
      • ►  October 2017 (2)
      • ►  September 2017 (1)
      • ►  April 2017 (5)
      • ►  March 2017 (1)
      • ►  February 2017 (1)
      • ►  January 2017 (1)
    • ►  2016 (3)
      • ►  April 2016 (1)
      • ►  January 2016 (2)
    • ►  2015 (30)
      • ►  November 2015 (2)
      • ►  October 2015 (2)
      • ►  September 2015 (4)
      • ►  August 2015 (2)
      • ►  July 2015 (2)
      • ►  June 2015 (1)
      • ►  May 2015 (3)
      • ►  March 2015 (5)
      • ►  February 2015 (3)
      • ►  January 2015 (6)
    • ►  2014 (9)
      • ►  May 2014 (1)
      • ►  April 2014 (8)

    Sahabat Blog

    Member of Agam Inong Blogger

    Member of Blogger Perempuan

    Member of Blogger Perempuan

    Aceh Blogger

    Waktu adalah Ibadah

    facebook Twitter instagram pinterest google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top