Beranda

  • Beranda

Zuhra Asra | Lovid this life

    • Home
    • Traveling
    • Lifestyle
    • Culinary
    • Health
    • Kuah Pliek U
    • Review

    Pernahkah melihat kupu-kupu terbang dengan sayap yang indah? Terbang melayang-layang, mengepakkan sayapnya di taman bunga dan hutan dengan gaya yang menawan.  Semua kita pasti suka apalagi anak-anak.

    Ya, siapa yang tidak suka dengan kupu-kupu, sayapnya yang indah, gerak-geriknya yang lincah dan ternyata juga memberi manfaat pada  tanaman yang disinggahinya. Kupu-kupu membantu mempertemukan serbuk sari dengan kepala putik yang siap untuk menjadi buah. 

    Banyak orang menyukai kupu-kupu yang indah, tetapi tidak  jarang juga kita temui orang yang merasa jijik pada ulat, padahal keduanya adalah makhluk yang sama. Bahkan aku pun begitu, geli dan geli sangat  sama yang namanya ulat.

    Dalam pikiran kita ulat memang menjijikkan dan tidak seharusnya ada di taman dimana terdapat tanaman yang indah, keberadaanya dapat merusak tanaman. Namun ulat  pada masanya juga akan merubah dirinya menjadi kepompong. Dalam kepompong ulat melakukan metamorfosis menjadi kupu-kupu indah, menawan dan bermanfaat. Begitu pula proses metamorfosis dalam kehidupan manusia, proses mengubah diri, meningkatkan kualitas menjadi Insan mulia dan bertaqwa. [Hmmm]

    Semua jenis kupu-kupu melalui tahap-tahap hidup mulai dari telur, ulat, kepompong, dan akhirnya bermetamorfosa menjadi kupu-kupu. Pada umumnya kupu-kupu hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/ sari kembang). 
    Perubahan wujud makhluk hidup dalam pertumbuhan dan perkembangannya disebut metamorfosis.

    Metamorfosis dibedakan menjadi dua sebagai berikut :
    1. Metamorfosis sempurna, artinya bentuk sebelum dewasa dan sesudah dewasa berbeda. Misalnya kupu-kupu, lalat, nyamuk, dan katak.
    2. Metamorfosis tidak sempurna, artinya bentuk sebelum dewasa dan sesudah dewasa sama. Misalnya belalang, laron, dan pianggang.
    Beginilah  metamorfosi pada kupu-kupu :


    Metamorfosis kupu-kupu



    ► TELUR

    Telur akan menetas antara 3 – 5 hari, larva akan berjalan ke pinggir daun tumbuhan inang dan memulai memakannya. Sebagian larva mengkonsumsi cangkang telur yang kosong sebagai makanan pertamanya Kulit luar dari larva tidak meregang mengikuti pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat larva akan berganti kulit.

    LARVA (ULAT)

    ► Setelah menetas larva akan mencari makan Sebagian larva mengkonsumsi cangkang telur yang kosong sebagai makanan pertamanya. Kulit luar dari larva tidak meregang mengikuti pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat larva akan berganti kulit.

    ► Jumlah pergantian kulit selama hidup larva umumnya 4 – 5 kali, dan periode antara pergantian kulit (molting) disebut instar.

    ► Larva kupu-kupu bervariasi dalam bentuk, tetapi pada sebagian besar berbentuk silindris, dan terkadang memepunyai rambut, duri, tuberkel atau filamen.

    ► Ketika larva mencapai pertumbuhan maksimal, larva akan berhenti makan, berjalan mencari tempat berlindung terdekat, melekatkan diri pada ranting atau daun dengan anyaman benang. Larva telah memasuki fase prepupa dan melepaskan kulit terakhir kali untuk membentuk pupa.

    Pupa ( kepompong)

    ► Fase pupa kalau dilihat dari luar seperti periode istirahat, padahal di dalam pupa terjadi proses pembentukan serangga yang sempurna. Pupa pada umumnya keras, halus dan berupa suatu struktur tanpa anggota tubuh. Pada umumnya pupa berwarna hijau, coklat atau warna sesuai dengan sekitarnya. (berkamuflase) . Pembentukan kupu-kupu di dalam pupa biasanya berlangsung selama 7 – 20 hari tergantung spesiesnya.

    Kupu-kupu

    ► Setelah keluar dari pupa, kupu-kupu akan merangkak ke atas sehingga sayapnya yang lemah, kusut dan agak basah dapat menggantung ke bawah dan mengembang secara normal. Segera setelah sayap mengering,mengembang dan kuat, sayap akan membuka dan menutup beberapa kali dan percobaan terbang.

    ► Fase imago atau kupu-kupu adalah fase dewasa.


    Membaca fenomenologi metamorfosis kupu-kupu. Pikiran kita akan menemukan cakrawala baru tentang proses luar biasanya. ketika kupu-kupu masih menjadi ulat, mungkin saja membuat kita merasa ngeri, geli, dan mungkin sebagian dari kita bahkan merasa takut. Namun setelah menjadi  kupu-kupu, ia ‘membalasnya” dengan memberi keindahan komposisi warna pada sayap-sayapnya yang indah. 

    Satu hal yang bisa kita ambil, bahwa proses ulat menjadi kupu-kupu merupakan hubungan yang saling melengkapi. ulat belum disebut "sukses" ketika gagal menjadi kupu-kupu. Sementara kupu-kupu tak bisa langsung menjelma dengan segala keindahannya, tanpa menjadi ulat sebelumnya. Kupu-kupu kemudian bersinergi dengan bunga untuk menghasilkan buah dan bunga yang cantik. 

    Secara tidak langsung filosofi tentang kupu-kupu memberi pelajaran, bagaimana menjadi berguna untuk makhluk lain. Hal itu mengajarkan pada kita agar berbuah dan berbagi keindahan bukan untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain. Berusaha belajar sederhana dari alam, membuat kita selalu ingin menjadi yang baik layaknya kupu-kupu yang ingin  memberikan banyak manfaat untuk orang banyak. 

    Sumber : cr:http://anugrahjuni.wordpress.com/biologi-in/metamorfosis-kupu-kupu/
    http://syuhelmaidi.blogspot.com/2007/08/metamorfosis-ramadhan.html
    Continue Reading


    Ketika membaca beberapa tulisan di Facebook,  saya temukan cerita cukup bagus, kisahnya mengambarkan kondisi yang terjadi kini,  di lingkungan sering saya jumpai jenis orang seperti yang dikisahkan dalam tulisan itu. Baiklah langsung dibaca saja ya tulisan yang saya maksud.

    **Lahiwa Abda namanya. Biasa dipanggil Iwa. Mahasiswa tingkat tiga perguruan tinggi negeri ternama di Ibukota. Tinggal di komplek mewah kawasan Jakarta Selatan. Pergi dan pulang kuliah nyetir mobil sendiri. Lahir dan besar dari keluarga berada. Ekspresi dan penampilannya selalu rapi, bahkan terkesan “licin”. Mungkin itu yang membuatnya mudah dikenal. Apalagi ia memang pandai bergaul dan agak ‘royal’.

    Ada darah agama dalam dirinya. Kakeknya tokoh organisasi Islam terkenal, yang kiprahnya hingga tingkat propinsi di Sumatera. Dan ayahnya, masih mewarisi sebagian darah agama itu. Sejak kecil Iwa mendapat didikan religi. Lumayan. Setidaknya, ia cukup sukses melalui bangku SMA tanpa konflik psikologis yang berarti. Lulus dengan menggembirakan, meski tak hebat-hebat amat.

    Masa-masa awal kuliah mengantarkan Iwa pada dunia baru yang lebih bebas. Syukurnya, kondisi itu tak sampai menggoyahkan kepribadiannya. Namun seiring pencarian jati dirinya sebagai orang muda, Iwa mulai goyah. Tak sadar sebuah proses degradasi secara perlahan terjadi. Pelan, bahkan nyaris tak terasakan. Terlampau banyak ia berguru pada kawan-kawannya yang sangat liberal. Mulai dari pola pikir hingga soal definisi moral yang jungkir balik. Di akhir tingkat tiga kuliahnya, banyak kesalahan fatal telah ia lakukan. Itulah yang mengantarkannya kepada situasi jiwa yang sulit ia jelaskan.

    “Entahlah, saya pun sering bingung dengan diri saya sendiri,” ucapnya dengan tatapan kosong.

    **Gueita, mahasiswi. Susah panggilannya: Giuit. Fakultas dan jurusannya terkait dengan obat. Universitasnya swasta, bonafid dan terpandang. Di kampus, Giuit sangat aktif berdakwah. Karirnya sebagai ‘pejabat’ di organisasi dakwah kampus juga cemerlang. Ia memang sosok pemikir. Tapi kalau diserahi urusan teknis bisa dipastikan berantakan. Sudah beberapa kali pengalaman berbicara. Karena ia lebih cocok menjadi penyumbang gagasan, pengatur strategi, dari pada sebagai pekerja lapangan.

    Itulah kelebihan Giuit, juga mungkin sekaligus kelemahannya. Manusia memang unik. Kadang batas antara kelebihan dan kelemahan sangatlah tipis. Masalahnya, Giuit sulit menyikapi realitas dunia mahasiswa yang banyak bertabrakan dengan keyakinan-keyakinannya. Ia sangat enggan bertegur sapa dengan orang-orang yang tidak sepaham dengan dirinya.

    Mulanya ia beralasan untuk menjaga dirinya, takut larut, katanya. Lama-kelamaan, seiring bertambahnya pengetahuan Giuit tentang Islam, ia lebih menikmati dirinya sendiri. Kadang kala ia mengeluh, karena sulit mentransformasikan dirinya dalam dunia mahasiswa secara umum. Padahal, untuk memperoleh lobi dan dukungan yang kuat semestinya ia juga mengembangkan isu-isu yang mencakup selurut civitas akademika. Setidaknya yang menjadi hajat hidup masyarakat kampus, dari mahasiswanya sampai satpamnya, dari dosen sampai tukang sapunya.

    “Sering juga saya merenung. Tapi tak mudah meredam perang batin yang luar biasa, tatkala realitas yang saya lihat tak seindah idealisme yang saya yakini,” tuturnya.

    Secara tak disengaja telah terbangun dalam pikirannya sebuah stereotipe tentang ukuran baik-buruknya seseorang. Sebagian dari ukuran-ukuran itu memang benar, tetapi tak sedikit pula yang salah. Utamanya ketika ia memaksa menyeragamkan standar keshalihan. Nyaris tak memberi ruang untuk keberagaman. Padahal manusia lahir dengan kemampuan beragam. Maka semestinyalah keshalihan orang beragam pula.

    **Namanya Matenan. Kawan-kawannya sering memanggil Mamat, atau lebih sopannya Bang Mamat. Umurnya masuk kepala empat. Sedikit lagi berkepala lima. Sehari-hari mengayuh sepeda dengan tong-tong berisi tahu. Ia memang pedagang keliling tahu mentah. Mengontrak di kawasan Manggarai. Anaknya tiga, yang tertua kelas tiga SMP. Kawan-kawan Bang Mamat beragam. Dari sebuah desa di Jawa Tengah ia pergi bertujuh ke Jakarta. Empat orang berdagang tahu, sisanya lagi berjualan sayuran.

    Beberapa minggu lalu, Bang Mamat menemukan sebuah tas berwarna hitam. Di dalamnya, ada dompet dengan uang tiga ratus ribu rupiah, kartu identitas, beberapa kartu nama, dan dua pas photo wanita berjilbab. Di tas itu, juga ada beberapa buku catatan, surat-surat berkop sebuah perusahaan, tempat bedak kecil Mustika Ratu, serta handphone.

    Apa yang dilakukan Bang Mamat? Bersusah-payah ia mencari alamat pemilik tas itu. Tiga kali ia datang, dan baru yang ketiganya ia berjumpa dengan pemiliknya. Ternyata seorang muslimah yang photonya ada di dompet itu. Dengan tegar, ia kembalikan semua barang-barang itu. Seorang tetangganya sudah menawar setengah juta untuk handphone itu. Tetapi Bang Mamat tetap gigih. Ia mencoba mengajarkan kejujuran kepada kawan-kawannya. Meski untuk itu tidaklah mudah.

    “Ini bukan milik saya, saya harus kembalikan kepada yang punya,” begitu kenangnya.

    Ketika mengembalikan tas itu, ia ditemani anak tertuanya. Nampaknya ia juga hendak mengajarkan kejujuran kepada anaknya itu. Kala wanita pemilik tas itu hendak memberinya tanda terima kasih, Bang Mamat bersikeras menolak. “Biarlah Allah yang membalas. Mbak doakan saya saja,” begitu jawabnya. Akhimya pemilik tas itu memaksa anak Bang Mamat untuk mau menerima tanda terima kasihnya.

    Tidak mudah memang, bergaul dengan kehidupan masyarakat yang sangat beragam. Apalagi bila pada saat yang sama kita juga dituntut tetap eksis, survive, dan tetap istiqomah. Ibarat berenang di air asin, kita seperti berjuang untuk bisa mengapung dan tidak tenggelam, karena di situlah letak kehidupan kita. Tetapi pada saat yang sama kita dituntut bagaimana tidak turut menjadi asin.

    Logika ini berlaku untuk setiap muslim, untuk setiap aktifis dakwah, juga untuk setiap orang yang ingin menyeimbangkan antara eksistensi dirinya sebagai muslim dengan eksistensinya sebagai makhluk sosial. Menyeimbangkan antara tuntutan dirinya sebagai hamba Allah dengan tuntutan dirinya sebagai anggota masyarakat. Baik masyarakat kecil di keluarganya, masyarakat sedang di lingkungannya, atau masyarakat besar di dunia ini. Ya, itu merupakan tuntutan menyeimbangkan antara idealita dan realita. Karena alam realita memiliki sunnahnya sendiri, sebagaimana alam idealisme memiliki sunnahnya sendiri.

    Logika ini juga berlaku bagi komunitas apa pun, bagi sebuah golongan seperti apa pun. Apalagi bagi sebuah organisasi dakwah atau jama’ah dakwah. Itu pula yang mengantarkan kita kepada logika bahwa dunia ini sangat beragam isinya. Di tengah keberagamannya itu kita hidup. Agama ini juga tidak mengajarkan agar kita membangun sebuah ekslusivisme yang sempit. Kalaulah itu yang dimaksud Allah dalam penciptaan manusia ini, tentu apa arti firman-Nya yang menjelaskan bahwa manusia diciptakan berbangsa dan bersuku untuk saling mengenal.

    Keberagaman isi dunia menjadi sunnah tersendiri bagi kehidupan ini. Ia semacam ekosistem yang saling kait mengait, tunjang-menunjang, dukung-mendukung. Orang miskin ada untuk menjadi tempat bersedekah bagi orang kaya. Orang bodoh ada untuk tempat beramal bagi orang-orang pintar. Orang besar ada untuk membantu orang-orang kecil. Manusia, dengan beragam suku, bangsa, ras, bahasa, budaya, dan cita rasanya, adalah khazanah kehidupan yang niscaya ada.

    Hanya saja, seperti kisah tiga orang di atas, Iwa, Giuit, dan Bang Mamat, seperti itu pula kira-kira tipologi seorang muslim dalam berinteraksi dengan belantara kehidupan dunia ini. Ada yang luntur dan lebur, ada yang teguh tetapi mengambil jalan yang kurang bijak: menutup diri dan lebih suka pada klaim-klaim. Dan, yang ketiga, mereka yang tetap tegar di tengah kondisi apa pun.

    Segalanya berpulang kepada kita masing-masing. Karena tuntutan Allah agar kita menjaga diri dari api neraka, misainya, juga diiringi dengan perintah menjaga keluarga: masyarakat terkecil kita. Dalam lingkup masyarakat yang lebih besar, Allah mengancam orang-orang yang masa bodoh dengan kondisi masyarakat yang rusak. Kelak, bila Allah menurunkan adzab-Nya, orang-orang baik yang tak peduli dengan kerusakan itu justru yang pertama diadzab.

    Kita memang harus berbaur dengan masyarakat, tetapi tidak melebur dalam kerusakan mereka. Wallahu ‘alam bishawab.

    Sumber: Tarbawi Edisi 13 Th. 2 Oktober 2000 M/2 Sya’ban 1421 H

    Continue Reading
    Ada yang tau ini siapa ? Nama lengkapnya adalah Derek Anthony Redmond , pria ini bukanlah seorang aktor ataupun penyanyi . Derek alah atlit lari dari Inggris, pemegang rekor nasional Inggris untuk lari 400 meter, memenangkan medali emas untuk lari estafet 4×400 meter pada Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Eropa dan Pekan Olahraga antar negara Commonwealth. Pada olimpiade Barcelona 1992, dia adalah kandidat juara lari 400 meter.
      
    Pada tahun 1992 , kisahnya banyak dikagumi dan menjadi insipari untuk orang banyak. tidak heran bila Videonya paling sering diputar pada acara seminar dan marketing dari perusahaan yang menyelenggarakannya. saya juga tahu kisah ini saat menghadiri seminar marketing.

    Kisahnya terjadi pada olimpiade musim panas di Barcelona tahun 1992. Derek Redmond mulai berlari, namun larinya terhenti pada 150meter. Derek jatuh karena cedera hamstring. Derek terisak-isak. Ia terkapar di arena lari.

    Coba tebak apa yang derek lakukan ? Ia tidak meninggalkan arena lari , ia berdiri tegap , dan melanjutkan perlombaanya dengan menahan rasa sakit di kakinya. Derek mulai berjalan terpincang pincang. Beberapa official mendekatinya dan menyuruhnya berhenti, namun ia tidak menggubrisnya. Ia terus berlari

    Tiba-tiba saja datang seorang pria , menerobos halangan security , dan berlari ke arah derek.Ia pun segera merangkul derek.

    lihat video dokumenternya disini :




    Ia mengatakan, “Nak, sebaiknya kamu berhenti. Tidak mungkin kamu bisa menang..”
    Derek menjawab, “Tidak. Aku harus berlari sampai finish.”
    Orang itu berkata lagi, “Baiklah. Mari kita berlari bersama. Ulurkan tanganmu ke pundakku…”
    Demikianlah, mereka berdua berlari sepanjang lintasan, sampai garis finish.


    Coba tebak , siapa pria yang dengan tulus berlalri menyampiri derek dan merangkulnya ? Pria itu bukanlah fans derek , ataupun officialnya . Pria tersebut tak lain adalah ayah derek sendiri , Jim Redmond.




    Kegigihan Derek memukau penonton saat itu. Meskipun Derek didiskualifikasi dari lomba, 65.000 penonton melakukan standing ovation pada saat ia memasuki garis finish. Derek kalah dari lomba, namun ia memenangkan hati penonton. Dia mengalahkan rasa sakitnya, dan memenangkan lomba untuk dirinya sendiri dan juga untuk orang yang mendukung dan menolongnya sepenuh hati.



    sumber : http://olahraga.kompasiana.com/atletik/2012/08/03/kisah-inspiratif-derek-redmon-476257.html 
    Continue Reading



    Dulu, sewaktu masih duduk di bangku SD, senang rasanya bila baca buku IPA. Banyak ilmu lingkungan yang  saya dapat dari pelajaran ini. Ngak cuma isinya yang menarik dibaca, cover depan pun cukup sedaap dipandang. Maklum saja warna covernya lumayan soft, agak kepingki-pingkian, jadi kalo tersusun dalam lemari buku tuh biasanya paling mudah ketemu. Satu hal lagi yang paling menarik dari buku IPA SD, gambar yang tersajikan bagus-bagus dan juga full colour.  Untuk orang semacam saya, metode seperti ini nih cocok sekali, gambar memancing  untuk baca seluruh isinya. :D

    Ntah mengapa, hari ini terbayang-bayang pelajaran di SD dulu. Ngak nyangka sudah lama sekali masa itu berlalu, pelajaran pun banyak kabur dari ingatan. Ingin rasanya mengetahuinya lagi. Ada banyak yang ingin saya ketahui kembali, tentang ekosistem, rantai makanan, metamorfosis hewan dan fotosintesis pada tumbuhan, tentang tata surya yang meliputi matahari beserta planet-planet menakjubkan ciptaan Allah seperti planet yang kita tempati sekarang ini, planet saturnus pun tak kalah indahnya, dan juga komponen-komponen pada organ tubuh, terutama pada bagian mata. Syukur  zaman semakin canggih, ngak harus cari buku IPA kembali, cukup klik apa yang kita mau, semua informasi keluar bertebaran di layar monitor laptop.   

    Sambil membaca artikel pada blog penulis lain, saya coba menulis beberapa poin penting untuk teman-teman baca juga. Hitung-hitung untuk mengasah daya ingat dan mengerakkan saraf otot otak.

    Masih ingat apa itu Ekosistem? 

    Istilah Ekosistem pertama kali dipopulerkan oleh A.G Tansley (1935), menurutnya Ekosistem merupakan suatu unit ekologi (an ecological unit) yang didalamnya terdapat struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut adalah berhubungan dengan keanekaragaman spesies, didalamnya ada habitat, tumbuhan dan binatang. atau dengan pengertian lain adalah adanya hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan non hayati yang membentuk sisitem ekolog. komponen ini saling berinteraksi dan pada akhirnya membentuk kesatuan yang teratur dan dinamis. dengan begitu, dalam ekosistem bisa saja terjadi suatu perubahan, suatu ketidakseimbangan baik itu besar maupun kecil yang faktor pemicunya bisa saja oleh manusia atau alam.

    Dari pengertian ekosistem di atas, kita tahu bahwa unsur penting dari ekosistem adalah komponen-komponen yang ada di dalamnya. Ada dua jenis komponen ekosistem yang diambil secara garis besar yakni:
    1. Komponen abiotik atau fisik. Komponen ini mencakup semua unsur yang bukan mahluk hidup seperti udara, suhu, air, tanah, curah hujan, bebatuan, gurun, karang, salju dan masih banyak lagi lainnya. Materi yang termasuk ke dalam komponen abiotik ini mempengaruhi juga menyokong kehidupan komponen biotik atau hayati dalam sebuah ekosistem.

    2. Komponen hayati atau biotik yang mencakup semua mahluk hidup yang dilihat dari susunan trofiknya dibagi ke dalam beberapa tingkatan yakni komponen produsen, komponen konsumen, dan juga komponen pengurai. Dan apabila dilihat dari fungsi komponen itu sendiri maka ia dibagi ke dalam dua komponen dasar yakni komponen autotrof dan juga komponen heterotrof. Autotrof sendiri merupakan mahluk hidup yang bisa membentuk sendiri makanannya sementara itu heterotrof adalah organism konsumen yang mengambil makanan dari luar dirinya. 

      Macam-macam Ekosistem
      Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
    3. a. Ekosistem dara
      Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu : 


      1. Bioma gurun
      Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.  
    4. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

      2. Bioma padang rumput

      Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.

      3. Bioma Hutan Basah
      Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
      Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

      4. Bioma hutan gugur
      Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
      Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

      5. Bioma taiga
      Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

      6. Bioma tundra
      Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di
      Bersambung ... [Ekosistem Perairan dan Ekosistem Laut]
    Untuk mengetahui istilah-istilah dalam ekosistem, silahkan klik link Istilah-istilah penting dalam ekosistem


    Metamorfosisi Kupu-kupu

    sumber : http://ekosistem-ekologi.blogspot.com
                   http://ridwanaz.com

    Continue Reading




    Pada kesempatan ini saya ingin berbagi kisah monumental sejarah perjalanan hidup seorang  anak yatim yang terlahir dari keluarga sederhana hingga menjadi seorang ulama ternama. Beliau adalah pelita para ulama, sastrawannya para ahli fikih, ahli fikihnya para sastrawan, serta akhlak dan fisiknya nyaris sempurna. Begitulah yang digambarkan oleh orang-orang yang mengenalnya. Beliau berjuang melawan duri-duri kesulitan hingga sampai di taman-taman ilmu. Sejarah telah mencatat perjalanan hidupnya dengan tinta cahaya. Semasa hidupnya Beliau selalu membentangkan kedua tangannya untuk berinfak dan menggariskan senyum pada bibir yang tidak pernah tersenyum.  Beliau adalah lautan ilmu sekaligus imam bangsa Arab. 

    Beliau merupakan salah satu dari imam empat bagi Ahlus-Sunnah, sekaligus pendiri Madzhab Syafi’i.Muhammad bin Indris bin al-Abbas bin Syafi al-Hasyim al Qurasyi adalah nama lengkapnya. Beliau lahir di Asqalan daerah yang terdapat di kota Gaza pada tahun 150 H. Kemudian ibunya membawa ke makkah, untuk tinggal bersama keluarga sang ibu. Saat itu beliau masih kecil dengan kulis yang masih halus. Beliau sangat peduli kepada Al-quran, kecintaanya hingga menghafalnya. Selanjutnya beliau pergi ke pedalaman dan mengumpulkan ilmu tentang syair, bahasa arab, dan sejarah bangsa-bangsa selama dua puluh tahun. 

    Beliau berkata, “Apa yang kulakukan itu hanya untuk membantu pemahaman.” 

    Beliau menghafal kitab Al-Muwaththa di waktu kecil. Beliau datang kepada imam malik dan membacakan kitab yang telah dihafalnya itu kepada imam malik. Imam malik pun  terkagum-kagum dengan bacaan dan bahasa Arabnya. Selanjutnya beliau pergi menghadap kepada para ulama Makkah dan minum dari mata air mereka yang jernih. Dengan kepandaian dan akalnya yang cerdas, beliau mampu mengungguli teman-teman sebayanya. Beliau adalah seorang yang murah hati, dermawan, fasih, bijaksana, dan mahir dalam mengambil pengertian. 

    Masa Kelahiran dan Menuntut Ilmu

    Dikisahkan dari kitab Manaqib li asy-Syafi’i pengarang al-Baihaqi. Ditengah taman kenangan dan kerinduan masa lampau, beliau berkata kepada al-Baihaqi(1), “Jangan sampai kamu tersibukkan dengan hal itu dan fokuslah kepada hal-hal yang bermanfaat untukmu.” Maka kuletakkan semangatku pada ilmu dan kucari ia, hingga Allah menganugerahiku ilmu ini.” (2)  
    Kegairahanku terletak dalam dua hal, yaitu memanah dan mencari ilmu. Dalam keahlian memanah, aku berhasil menembakkan sembilan dari sepuluh anak panah dengan tepat mengenai sasaran.”
    Imam Asy-Syafi’i tidak bicara mengenai keahliannya dalam bidang ilmu, karena kesopanan dan sikap tawadhunya. Bagaimana ia menjaga dirinya agar terhindar dari sifat sombong, seolah tak ingin menampakkan berapa banyak ilmu yang diketahuinya, padahal beliau memiliki banyak pengetahuan. 

    1  al-Baihaqi adalah pengarang kitab Manaqib li asy-Syafi’i
    2  Lihat Manaqib li asy-Syafi’i karya Al-Baihaqi (1, 73/74)


    Keunggulan Asy-Syafi’i dan Kewara’an Seorang Pengajar 

    Sejak kecil, Asy-Syafi’i menjadi istimewa  dengan keunggulan, kemahiran, dan kelebihan dalam menuntut ilmu serta kecintaan terhadap-Nya. Inilah beliu, saat mengisahkan kegairahannya terhadap ilmu serta keunggulan beliau dalam ilmu.
    “Semasa masih di sekolah dasar, aku selalu mendengar pengajar yang mendiktekan ayat kepada anak-anak kecil, lalu aku menghafalnya. Anak-anak kecil itu terus mencatat apa yang didiktekan kepada mereka, hingga sang pengajar selesai mendiktekan. Ketika itu, aku telah hafal semua yang didiktekan oleh sang pengajarku. 

    Ketika sang pengajar melihat kecakapan Asy-Syafi’i dan hafalan beliau terhadap ayat-ayat sebelum dibacakan kepadanya, maka dia berkata kepada Asy-Syafi’i dengan sikap wara’, “Aku tidak halal mengambil satu upah pun darimu.” 

    Semangat Asy-Syafi’i dalam menuntut ilmu 

    Di dalam kebahagiaan dan kegembiraan, Asy-Syafi’i membiarkan akalnya bertamasya di masa kanak-kanak. Kemiskinannya tidak menghalangi beliau untuk mendapatkan ilmu. Ketika telah hafal Al-quran, beliau masuk mesjid dan duduk dalam satu majelis dengan para ulama. Ia mendengar hadis dan berbagai masalah, lalu menghafalnya. Ibunya tidak memiliki uang, bahkan untuk membeli sercacik kertas. Imam syafi’i tidak putus asa, tulang bangkai pun bisa ia jadikan tempat untuk mencatat semua yang dipelajarinya. 

    Pada masa kecilnya, Asy-Syafi’i mencari ilmu tentang syair, sejarah bangsa Arab, dan sastra, hingga beliau memiliki keunggulan dalam bidang sastra. Selanjutnya, beliau menuntut ilmu fikih dan menjadi imam dalam bidang itu. Latar belakang yang menyebabkan Muhammad bin Indri asy-Syafi’i mencari ilmu fikih dikarenakan suatu hari, beliau mengendarai hewan tunggangannya, sementara di belakang beliau ada sekretaris Abdulllah az-Zubair. Asy-Syafi’i pun melantunkan sebait syair, namun sekretaris Abdullah az-Zubair memukulnya dengan cambuk yang dipegangnya, seraya menghardiknya, “Apakah orang sepertimu akan lenyap kehormatannya untuk hal-hal seperti ini? Di mana kepahamanmu terhadap ilmu fikih?”

    Kata-kata itu menggoncangkan perasaan Asy-Syafi’i dan beliau terdiam sebentar. Maka Allah SWT memberinya hidayah untuk menuntut ilmu fikih. Beliau segera berangkat dan menjadi murid az-Zanji bin Khalid, seorang mufti di Makkah. Kemudian beliau belajar kepada Malik bin Anas, Imam kampung Hijrah, Madinah.

    Misalnya diibaratkan dengan keadaan zaman sekarang gini nih alur ceritanya seorang pemuda berkendara dengan sepeda motornya sambil bernyanyi tanpa ia sadari lewat seorang ustadz menepuk pundaknya seraya berkata inikah yang kamu pelajari? Berapa banyak sudah kamu ketahui tentang al-quran? Mana bekalmu untuk akhirat nanti? pak ustadz kemudian mempercepat kendaraannya dan meninggalkan pemuda tersebut dibelakangnya. Pemuda itu tercengang, ia teringat pertanyaan yang dilontarkan pak ustadz tadi. Apa yang sudah aku pelajari tentang agamaku, apa yang sudah ku perbuat, berapa banyak ayat Al-quran dan hadis yang aku ketahui. Ahh mana mungkin bisa begini, lirik lagu puluhan bisa aku nyanyikan tapi al-quran? Tidak! Tidak! Tidak!!! Aku harus berubah. Harus! (semoga ada ya pemuda yang begini,  amin :) ) 

    Pemuda itu pasti ada, meskipun perubahannya dikarenakan kejadian yang bermacam-macam. Itulah pentingnya kita saling mengingatkan satu sama lain, saling menasehati dan saling mengasihi.
    “Barang siapa melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, hendaklah (ia mengubahnya) dengan lisannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemahnya iman” (HR. Muslim).   


    Sumber : Buku Keagungan Imam Asy-Syafi'i





    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me

    Tak ada kata terlambat untuk belajar, tak ada kata terlambat untuk berbuat baik, tidak ada kata terlambat untuk berubah

    [ Contact ]
    mynamedora25@gmail.com

    Google Facebook Twitter Instagram

    Popular Posts

    • Waspadai lipstik Bermerek tapi kw dan inilah ciri-cirinya
    • Bercermin dari Metamorfosis Kupu-kupu
    • Sejarah Masjid dan Tongkat Po Teumeureuhom di Pidie
    • Sepiring mie china, kuliner nikmat cuma tujuh ribu
    • Nostalgia Bersama Pelajaran IPA SD

    Arsip Blog

    • ►  2018 (2)
      • ►  September 2018 (1)
      • ►  April 2018 (1)
    • ►  2017 (11)
      • ►  October 2017 (2)
      • ►  September 2017 (1)
      • ►  April 2017 (5)
      • ►  March 2017 (1)
      • ►  February 2017 (1)
      • ►  January 2017 (1)
    • ►  2016 (3)
      • ►  April 2016 (1)
      • ►  January 2016 (2)
    • ▼  2015 (30)
      • ►  November 2015 (2)
      • ►  October 2015 (2)
      • ►  September 2015 (4)
      • ►  August 2015 (2)
      • ►  July 2015 (2)
      • ►  June 2015 (1)
      • ►  May 2015 (3)
      • ►  March 2015 (5)
      • ►  February 2015 (3)
      • ▼  January 2015 (6)
        • Bercermin dari Metamorfosis Kupu-kupu
        • Berbaurlah, tapi Jangan Lebur
        • Kisah Inspiratif: Derek Redmon
        • Nostalgia Bersama Pelajaran IPA SD
        • Kisah Monumental Imam Asy-Syafi’i
        • MUHASABAH DIRI dan BERAKHLAK MULIA
    • ►  2014 (9)
      • ►  May 2014 (1)
      • ►  April 2014 (8)

    Sahabat Blog

    Member of Agam Inong Blogger

    Member of Blogger Perempuan

    Member of Blogger Perempuan

    Aceh Blogger

    Waktu adalah Ibadah

    facebook Twitter instagram pinterest google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top