Etikad Sarjana Mendapatkan Pekerjaan

April 12, 2017

Ilustrasi foto | Antara News



Rabu pagi sesuai pesan singkat yang aku terima, pukul 11.00 Wib ada jadwal tes psikolog dan wawancara kerja untuk menjadi karyawan bank  ***** syariah. Lokasi tesnya di gedung Flamboyan ICT Unsyiah. 

Turun dari honda, aku melirik kesekitar, berharap ada penampakan gerak-gerik orang yang ikut tes kerja juga, tapi tak kudapati itu. Masuk ke gedung dan menginjak satu persatu anak tangga dengan bissmilah semoga lancar. Tiba di lantai 2, ada dua orang kutemui sedang asyik ngobrol didepan pintu ruangan. Mereka menyapa seorang wanita yang berdiri didepanku. Yang ku dengar dari jawabannya ia mau ikut tes, tak lama kemudian bergegas naik ke lantai 3. Ku susul ia, tiba  diatas ternyata inilah orang-orangnya.  

Berdiri sesaat dipersimpangan tangga, iseng pegang hp padahal niatnya untuk perhatiin para ladies pelamar kerja. Mereka sudah stay dengan berbagai penampilan. Seperti pada umumnya, ada yang bergaya anak kuliahan, anak praktek (seragam hitam putih), ada yang berpakaian bak pegawai bank dan satu orang yang memakai celana. Hampir rata-rata wajah dilapisi make-up, tas jinjing dan sepatu high heels. 

Waah saingan ku hebaatt, aku makin semangat. :D  Kuperhatikan suasana terasa kikuk, semua merasa diri manusia asing, saling tak kenal. Satu dua tampak akrab, ternyata mereka memang temanan. Di sela-sela mengisi absen, seorang bertanya padaku, darimana kak? Kujawab dan kubertanya balik padanya. Namanya Adel, ia dari Langsa, kuliah di Fakultas Keguruan, Jurusan Bahasa Inggris. Selama ini kesibukannya mengajar di salah satu SMP di Langsa. 

Jauh-jauh datang kesini, berharap jika diterima nanti pekerjaan ini bisa lebih baik dari sebelumnya. Kedepan memang tidak ada yang tahu pastinya bagaimana, yang penting berusaha dulu, karena itu ia datang. Pintu ruangan dibuka, kami pun masuk dan menepati kursi yang telah disediakan. Seorang wanita dari pihak rekrutmen memberikan aba-aba untuk duduk berselang satu bangku dari peserta lainnya. Jadi ingat instruksi ujian dikelas dulu

Untuk kedua kalinya aku duduk di ruangan ini setelah menyandang status sebagai sarjana. Kali ini soal yang diberikan berbeda, aku tidak berharap mengambil posisi kerja itu. Karena sejujurnya, jabatan yang dibuka bukan  yang aku inginkan. Tapi jikalau akhirnya aku dinyatakan lulus, aku akan berusaha, dan bila masih belum suka, aku masih akan mencoba bertahan dan belajar lagi. Dan jika sudah sedemikian rupa hati ini masih sangat berat beradaptasi, yah aku tidak akan memaksa terlalu keras untuk bertahan ditempat itu. Haha belum pun lewat sudah berayal-ayal. 

Tetapi, tujuan ku mengikuti tes ini semata-mata untuk mengetahui detail job yang ditawarkan dan satu hal lagi menguji kemampuan diri. Aku ingin tahu sampai batas mana aku bisa menjawab semua pertanyaannya. 

Disela penjelasan tata cara pengisian lembar jawaban, tiba-tiba ia berhenti dan menarik kertas peserta yang duduk di pojok kanannya. Peserta satu-satunya yang memakai celana itu terpaksa di black list dan keluar dari ruang tes. Seisi ruangan seketika mencekam dan hampa udara.  Tahu kenapa?

Tes dimulai, kami dipersilahkan mengisi biodata terlebih dahulu. Aku menemukan kolom no peserta. Bagaimana ini aku tidak memilikinya? Aku beranikan diri bertanya pada pengawas perihal no peserta, ia membalas tadi kenapa tidak dicatat, bukannya sudah saya beritahu untuk dicatat. Bagaimana mungkin aku tidak mencatatnya jika sudah tahu bu? *menyahutnya dari hati.  Aku tidak tahu dan tidak ada yang memberi tahu ku kalau no itu harus dicatat. Lalu aku dipersilahkan mengisi kolom selanjutnya. Ini menjadi pelajaran penting untukku dan untuk kita semua, jangan datang di penghujung waktu, karena kita bisa saja ketinggalan informasi. Dan jangan segan bertanya, karena tidak semua orang  aware dan mau berbagi informasi. 

Waktu yang ditentukan telah tiba, pengumuman kelulusan langsung di umumkan dihari itu juga. Aku dan dua puluhan peserta lainnya dinyatakan harus pulang kerumah masing-masing dan belajar lagi. Haha , Kini ruangan itu hanya tersisa 4 orang saja, yah merekalah orang-orang yang terpilih ditempat itu.
 
*** Jangan pernah mencoba mencuri-curi kesempatan (dalam hal ini), jikalau pun kita tidak terlalu pintar janganlah kita berbuat curang





You Might Also Like

0 comments