Pers berDETaK di Jantungku

June 14, 2015

Foto bersama anggota DETaK disela-sela MUBES

Organisasi Pers kampus merupakan  organisasi pertama bagi saya semenjak  menginjakkan kaki ke Universitas Syiah Kuala tahun 2010.  Awalnya saya masuk organisasi ini 70%  atas dasar ikut-ikutan. Saya  tertarik dengan  jurnalistik terutama profesi pembawa berita dan reporter tapi entah mengapa disaat itu saya tidak terlalu mencari tahu mengenai organisasi yang fokus dibidang tersebut. Teman-teman saya sangat update informasi  apa saja yang ada di kampus, ketika ada organisasi yang sedang Open Recuitment (OR) anggota baru, teman-teman langsung  mempersiapkan segala berkas persyaratan untuk mendaftar, dan saya pun salah seorang yang terpengaruhi saat itu. Dan Bissmillah saya pilih untuk masuk dalam organisasi ini. 

Pelatihan Jurnalistik tingkat Pelajar 2011 di bulan Ramadhan
Diawal-awal menjadi anggota baru, saya beserta teman-teman mendapatkan tugas liputan. Kami diharuskan mengumpulkan 3 berita straight news setiap minggunya dan 1 feature setiap bulan.  Kegiatan ini terus kami jalani selama 3 bulan, setiap hari saya memikirkan berita apa yang harus ditulis dan cari informasi fakultas mana  yang mengadakan seminar dan ada acara apa saja setiap harinya.  Bahkan karena begitu susahnya mendapatkan berita, saya pernah berharap sekali ada suatu kejadian atau peristiwa hari itu supaya bisa dijadikan berita. Rasanya sulit sekali bagi saya dikala itu untuk mendapatkan berita, padahal berita itu berserakan di jalan kata abang senior . Kesulitan itu sebenarnya terjadi dikarenakan ketidakpahaman pengambilan angle (baca : sudut pandang) berita, menjadi seorang wartawan dituntut  aktif dan kreatif mengemas berita. Wartawan tidak hanya mencari berita tetapi juga menciptakan berita. 


Mengisi Talkshow organisasi kampus di Radio PMI

Melalui organisasi inilah saya belajar menulis, bekerja dengan orang-orang yang beranekaragam karakter, mempelajari struktur organisasi serta tugas-tugasnya, belajar bertanggung jawab, belajar komunikasi dan belajar memahami perbedaan. Banyak hal yang saya temukan dari organisasi ini, terutama saya punya saudara baru (baca : keluarga), mendapatkan ilmu jurnalistik, pengalaman dari senior, mengelola dan melatih diri, dan yang paling berharga ialah pelajaran dari setiap pengalaman. Berkat organisasi ini saya berkesempatan untuk mewawancarai orang-orang penting dan nomor 1 dikampus. 



Aktif di organisasi yang sama bersama sahabat
Pengalaman yang tidak terlupakan ketika menjadi wartawan junior ditugaskan mewawancarai dan menuliskan profil rektor Unsyiah, untuk pertama kalinya saya duduk berhadapan dengan sang rektor diruang kerjanya. Wawancara narasumber di malam hari dan mewawancarai Korlantas di kantor kepolisian dan mengikuti sidang kasus korupsi. Kemudian belajar melobi serta menjalin kerjasama dengan klien disaat menjabat sebagai ketua bidang usaha. Setiap narasumber yang saya temui mengajarkan  tentang banyak hal, yang mungkin tidak akan saya temui di ruang kelas, pelajaran itu sangat berharga bagi saya.

You Might Also Like

2 comments

  1. bener dora jadi jurnalis itu liatnya aja gampang padahal proses dari liputan sampe beritanya di sajikan jangan di tanya deh kadang bukin kepala berasap-asap :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul kak ana, jadi jurnalis juga harus siap bersaing dengan waktu, telat dikit aja. udah bas bas

      Delete