Beranda

  • Beranda

Zuhra Asra | Lovid this life

    • Home
    • Traveling
    • Lifestyle
    • Culinary
    • Health
    • Kuah Pliek U
    • Review








    Continue Reading
       
    Penuntut Ilmu yang ingin berbagi melalui tulisan. Semoga tulisan yang saya hadirkan dalam blog ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

    Layaknya sebuah meja belajar, tempat menumpahkan segala tugas sekolah, lalu mulai mengerjakan tugas satu persatu dan sekali-kali menjadi tempat menuangkan cerita dalam buku diari.

    Begitu pula "Meja Belajar Asra" yang saya coba jadikan tempat untuk menuangkan segala hal yang saya pikirkan,  tempat untuk belajar, tempat dimana saya bisa mengekspresikan coret-coretan sesuka hati, berbagi tulisan inspiratif dan menarik dari berbagai sumber lainnya. Meja Belajar Asra juga menjadi tempat menulis memori rute perjalanan dan kegiatan yang pernah saya jalani.

    Mungkin Tangan Bisa Binasa, Tapi Tulisan Bisa abadi sepanjang Masa...

    Silahkan di komen ya tulisannya. Masukan saran dan kritikan akan  sangat membantu saya belajar lebih banyak untuk  memperbaikinya menjadi lebih baik lagi.


    Terimakasih kepada penyelenggara Lomba Banda Aceh Blogger Competition 2014, saya jadi semakin terpacu untuk mengisi tulisan di blog meskipun tidak paham betul bagaimana mengaplikasikan blog. Maaf jika blognya masih kurang rapi. 


    Contact me :
    Facebook : Dora Asra
    Twitter     : Doraasra
    Continue Reading

    Continue Reading


    Rumoh Aceh yang terletak di Lubok Sukon, Aceh Besar
    Tahukan kalian Rumah Aceh? Saya yakin teman-teman sudah memiliki gambaran apa itu Rumoh Aceh, tetapi jika pertanyaan saya tahukah kalian makna yang terdapat pada bangunan Rumoh Aceh, belum tentu semuanya mampu menjawab dan menjelaskan seperti apa makna yang terkandung dalam Rumoh Aceh. Yah, tidak bisa dipungkiri jika diantara orang-orang Aceh masih ada yang belum mengetahuinya, keadaan ini tentu saja bukan hanya disebabkan kurangnya membaca namun juga minim sekali edukasi mengenai budaya, termasuk arstektur Rumoh Aceh di sekolah-sekolah. Sejak saya Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Kejuruan, tidak pernah saya dapati pelajaran mengenai penjelasan budaya secara utuh, kalau pun ada hanya sebatas pengenalan dan macam-macam yang terdapat pada budaya Aceh.



    Padahal pengetahuan tentang budaya beserta pernak-perniknya sebagai orang Aceh mestilah mengetahuinya. Bukan perihal wajib, namun begitulah yang harus dilakukan demi menjaga kelestarian budaya serta mempertahankan sejarah daerah untuk generasi selanjutnya. Mungkin dengan perkembangan teknologi zaman sekarang, orang berkata jika mau tahu tentang Aceh ya tinggal google saja. Gampang toh, dengan cepat kita bisa mendapatkan informasinya. Ya, benar, jika itu orang luar. Namun apakah benar jika orang Aceh bersikap, terlebih mereka yang terdidik. Setidaknya masing-masing dari kita mempunyai bekal pengetahuan tentang budaya daerah sendiri. Saya pun termasuk baru menyadarinya, oleh karena itu saya ingin mengajak pembaca untuk sama-sama kita mempelajari kembali tentang budaya kita. Sebab jika bukan dimulai dari kita, siapa lagi? Tidak ada kata terlambat untuk belajar, lebih baik baru sadar ketimbang tidak sadar-sadar. Bukankah begitu? :D

    Mengenai persoalan itu, saya tidak ingin perpanjang lagi. Sebab saya mau berbagi pengetahuan mengenai Rumoh Aceh yang saya peroleh dari pusat informasi Aceh. jadi para pembaca sekalian, Rumoh Aceh merupakan bangunan yang memakai tiang-tiang yang bundar terbuat dari kayu yang tahan lama seperti bak thuo, bak manee, dan bak panah. Tiang Rumoh Aceh dinamakan tameh, jumlah tiangnya bermacam-macam, ada yang 16, 20, 24, sampai 28 buah. Ini tergantung pada banyaknya ruang rumah tersebut.

    Tata letak Rumoh Aceh, bagian tengah letaknya lebih tinggi dari bahagian muka dan belakang kira-kira 50 cm. Rumoh Aceh letaknya memanjang dari timur ke barat. Hal ini untuk mudah mengenal letaknya kiblat beribadah bagi umat muslim. Apabila ada tamu yang datang kerumah, mereka tidak perlu bertanya kemana arah kiblat, sebab dengan melihat letak rumah Aceh saja mereka akan mudah mengetahuinya.

    Pintu masuk kerumah terletak di bagian depan tengah, sedangkan bagian sebelah timur dan barat terdapat jendela. Ada juga Bahagian depan yang mempunyai jendela, kadang jendela tersebut berbentuk seperti jendela nako sekarang, yang belakangnya terbuat dari kayu. Untuk naik ke rumah harus menggunakan rienyeuen (tangga) yang jumlah anak tangganya harus ganjil. Kenapa ganjil? Saya pun belum tau pasti alasannya. Mungkin saja karena yang ganjil-ganjil itu jumlah yang baik dalam islam, seperti rukun islam, lapisan langit dan asma Allah, karena itu tangga rumah Aceh berjumlah ganjil kali ya. :D

    Bagian bawah berbentuk kolong rumah yang berada di bawah lantai tinggi, Lantai dari tanah kira-kira  2,5 s/d 3  meter. Pada kolong didapati beberapa deretan tiang-tiang rumah yang sejajar dari bagian muka ke bagian belakang ataupun dari timur ke barat. Deretan tiang ini terdiri dari empat deretan :
    1.       Deretan Depan (banja keu)
    2.       Deretan tengah depan (banja tengoh keu)
    3.       Deretan tengah belakang (banja tengoh likot)
    4.       Deretan belakang (banja likot)
    Bentuk atap Rumoh Aceh tergabung satu. Rabung ini dalam bahasa Aceh dinamakan du. Rabung ini memanjang dari samping kiri ke samping kanan. Sedangkan cucuran atapnya berada di bagian depan dan belakang rumoh. Du ini berada di bagian atas ruang tengah. Atapnya terbuat dari daun rumbia yang dianyam. Selain daun rumbia kadang-kadang ada juga yang memakai daun nipah ataupun daun kelapa, namun hal ini jarang sekali ada.
    Susunan ruangan Rumoh Aceh terdiri atas tiga ruangan :
    1.  Ruangan depan (serambi depan) yang disebut seuramo keu atau seuramo reunyen (serambi yang    bertangga)
    2.    Ruangan tengah yang disebut tungai ataupun juree
    3.     3.   Ruangan belakang (seuramo likot), serambi bagian belakang
    4.  Susunan ruang tengah (Huweung Teungoh) yakni ruang tengah ini bentuknya tertutup. Sebab ruang ini dibuat Juree (bilik-bilik tempat tidur).

    Bilik-bilik ini biasanya di ujung sebelah timur dan barat. Sedangkan di bagian tengahnya dibuat lambat (gang) untuk dapat pergi kebahagian serambi belakang dan depan.
    Ada beberapa hal istimewa pada bangunan Rumoh Aceh, yaitu, bangunan tidak memakai paku, hal ini berbeda dengan bangunan biasa, dimana menggunakan paku atau baut untuk mengeratkannya. Dan Rumoh Aceh juga mudah dibongkar pasang jika ingin dipindahkan ke tempat lain tanpa merusak bentuk rumah. Kemudian dapat juga digeser-geser posisinya. Karena ia dibangun dengan tiang-tiang yang tinggi, jadi lebih mudah digeser kemana saja yang diperlukan tanpa harus membongkar rumah tersebut.
    Continue Reading


    Continue Reading
    Dua orang bapak yang sedang memengan layanngan
    Tibang, arah menuju Aluen Naga
    Jembatan Tibang, Aluen Naga


    Jembatan Tibang
    Continue Reading


    Foto diambil di Mesjid Agung kota Meulaboh usai shalat zuhur
    Pagi itu saya dan teman-teman dari Sobat Bumi Aceh sudah berkumpul di lapangan Tugu Unsyiah, kami bersiap-siap untuk berangkat ke Melaboh. Kalau biasanya sering aksi nanam mangrove di seputaran Aceh Besar maka sekarang kami akan menuju ke berbagai kabupaten yang ada di Aceh. Kota Meulaboh menjadi tujuan pertama kunjungan Sobami (Sobat Bumi ) Aceh di bulan ini.

    Hari Minggu pada umumnya dimanfaatkan untuk berlibur atau istirahat dirumah, jika masih beraktivitas diluar, apa enggak capek? Kerap kali pertanyaan serupa disodorkan kepada saya, namun saya punya penilaian sendiri.

    Toh apa yang saya lakukan juga sangat menyenangkan, berkumpul bersama teman-teman, jalan-jalan ketempat yang belum pernah saya datangi. Bukankah ini juga liburan, bahkan bagi saya  lebih dari sekedar liburan. Setidaknya saya bisa melakukan hal yang bermanfaat, begitu pun dengan Sobami yang lain, tentunya mereka tidak mungkin mengambil pilihan yang salah. Dan bukan dora namanya kalau tidak berpetualangan. :D
    Baiklah izinkan saya menceritakan sedikit mengenai Mangrove.



    Menghadiri undangan dari pemerintahan kota Meulaboh pada malam acara memperingati jasa pahlawn Teuku Umar

    Mangrove memiliki banyak manfaat, selain baik untuk kehidupan manusia juga baik untuk kestabilan lingkungan. Pentingnya tanaman mangrove di kawasan pantai, hal ini untuk mencegah erosi serta penyangga proses intrusi atau rembesan air laut ke darat, sebab akar pohon bakau berfungsi menahan ombak besar yang sering menghantam pantai. Hutan Mangrove juga menjadi kawasan untuk berlindung, bersarang dan berkembang biak  bagi burung dan hewan lainnya. Dan masih banyak manfaat lain yang didapat dari  hutan mangrove ini. 
    Aksi nanam mangrove di pesisir pantai Meulaboh
    warga dan Dinas pariwisata





    Oleh sebab itu perlu partipasi seluruh masyarakat terutama masyarakat pesisir untuk melestarikan dan menciptakan lingkungan yang asri. 

    Kembali ke topik perjalanan, Pukul 14.00 siang kami tiba di meulaboh, usai shalat di Mesjid Agung Meulaboh kami melanjutkan perjalanan untuk makan siang bersama IKAMBA yakni Ikatan Mahasiswa Barat Daya. Seperti biasa, saya berjumpa dengan teman-teman baru lagi disana.

    Waktu penanaman pun dimulai, sobami Aceh beserta pihak pemerintahan dan lembaga setempat sama-sama turun ke tepi pantai untuk menanam mangrove. Malamnya kami diundang mengikuti acara mengenang jasa Pahlawan Tengku Umar bersama warga. Hari itu jadwal benar-benar padat, tengah malam kami harus kembali ke kota Banda Aceh. Karena sebagian dari kami harus masuk kuliah besok pagi. Suasana perjalanan berkelok-kelok, tebing yang terlihat dari kaca bus pun tidak kalah mencekamkan. Begitulah Momentum "One day" dikota Meulaboh, ternyata negeri sendiri jauh lebih indah serta kaya nilai sejarahnya. Indahnya bersama Sobat Bumi Aceh, tiada hari tanpa tertawa ketika bersama mereka. 
        Foto bareng di belakang mesjid yang masih berdiri kokoh setelah diterjang Tsunami, posisi mesjid sangat dekat dengan laut.


    Berkumpul bersama relawan peduli lingkungan dari kota meulaboh

    Continue Reading

    Malam Meet and great bersama Maher Zain and Friends di Balai Kota Banda Aceh
    Rabu malam, 10 Oktober 2012 kami menggores sejarah baru dalam catatan organizer konser di Aceh. untuk pertama kali, konser musik bertaraf internasional sekaliber Maher Zain and friends terselenggarakan di  Aceh. Syukur sekali rasanya terlibat dalam kegiatan besar seperti ini. Berkah BB (Blackberry) pinjaman dari kakak sementara waktu disaat itu, saya terhubung dengan penyelenggara kegiatan tersebut. 

    Alhamdulillah saya menjadi bagian dari konser akbar ini, dari situ saya bisa melihat Maher Zain dan irfan makki dari dekat. Pelaksanaan konser Maher Zain and friends, tentu saja tidak terlepas dari usaha keras sang promotor lokal. Dalam hal ini adalah El Hanief organizer. Dengan segala keterbatasan, serta minimnya support finansial, namun berhasil mendatangkan seniman dunia seperti Maher Zain ke Bumi Serambi Mekkah. Proses yang dilalui pun tidak mudah, persiapan konser ini sudah jauh-jauh hari direncanakan pihak promotor, saat saya masuk dalam kegiatan ini sudah 60 persen berjalan. 

    Panitia yang terlibat dalam konser ini menurutku terbilang unik, sebab kebanyakan orang-orang baru, latar belakang status  kami pun berbeda-beda. Ada yang berprofesi Penyiar radio, Dokter, Bisnisman, Guru, Ibu rumah tangga  dan seperti saya berstatus Mahasiswa. Jelas bisa dilihat kebanyakan dari kami bukanlah orang yang ahli dan paham betul dengan urus-mengurusi konser. Wajar saja kami dipertemukan melalui BBM (Blackberry Messenger), di acara itulah awal perkenalan, sebab sebelumnya kami tidak saling mengenal satu sama lain. 


     

    Menjelang kedatangan Maher Zain suasana antara senang bercampur gelisah menghampiri perasaan kami, harap-harap cemas dengan persiapan nanti.  Hari penjemputan kami sepakat untuk memakai warna baju senada, kebetulah hari itu ada jam kuliah,  saya  berniat tetap masuk kelas meski sebentar, kemudian minta izin pada dosen. Alhamdulillah dosen memperkenankan izin saya. Saya pergi menuju sekret MZFC, berharap panitia penjemputan masih berada ditempat. Ternyata saya kalah cepat, rombongan sudah duluan berangkat. Saya putuskan untuk melaju sepeda motor ke bandara Sultan Iskandar Muda seorang diri. Perjuangan saya tidak sia-sia, rombongan Maher Zain belum sampai di bandara, sehingga saya tidak melewati moment ini.  Malam Puncak acara penonton sudah ramai berdiri menunggu pintu stadion H. Dimurthala dibuka. Saya berserta panitia lain sempat ikut menjaga pintu gerbang bersama penjaga keamanan dan bapak-bapak polisi. Malam itu sungguh pengalaman yang tidak pernah terbayangkan dalam hidup saya, banyak sekali kenangan yang terjadi mulai dari sebelum malam puncak konser sampai konser selesai.

    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me

    Tak ada kata terlambat untuk belajar, tak ada kata terlambat untuk berbuat baik, tidak ada kata terlambat untuk berubah

    [ Contact ]
    mynamedora25@gmail.com

    Google Facebook Twitter Instagram

    Popular Posts

    • Waspadai lipstik Bermerek tapi kw dan inilah ciri-cirinya
    • Bercermin dari Metamorfosis Kupu-kupu
    • Sejarah Masjid dan Tongkat Po Teumeureuhom di Pidie
    • Sepiring mie china, kuliner nikmat cuma tujuh ribu
    • Nostalgia Bersama Pelajaran IPA SD

    Arsip Blog

    • ►  2018 (2)
      • ►  September 2018 (1)
      • ►  April 2018 (1)
    • ►  2017 (11)
      • ►  October 2017 (2)
      • ►  September 2017 (1)
      • ►  April 2017 (5)
      • ►  March 2017 (1)
      • ►  February 2017 (1)
      • ►  January 2017 (1)
    • ►  2016 (3)
      • ►  April 2016 (1)
      • ►  January 2016 (2)
    • ►  2015 (30)
      • ►  November 2015 (2)
      • ►  October 2015 (2)
      • ►  September 2015 (4)
      • ►  August 2015 (2)
      • ►  July 2015 (2)
      • ►  June 2015 (1)
      • ►  May 2015 (3)
      • ►  March 2015 (5)
      • ►  February 2015 (3)
      • ►  January 2015 (6)
    • ▼  2014 (9)
      • ▼  May 2014 (1)
        • Jejak Sejarah Nusantara di Kota Banda Aceh
      • ►  April 2014 (8)
        • Tentang Saya
        • Sobat Bumi Ke Lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
        • Rumoh Aceh di Gampong Lubuk Sukon
        • Jalan-jalan di Kota Banda Aceh
        • Sore-sore di Tibang
        • Penanaman Akbar Mangrove di Kota Meulaboh
        • Konser Maher Zain and Friends di Aceh

    Sahabat Blog

    Member of Agam Inong Blogger

    Member of Blogger Perempuan

    Member of Blogger Perempuan

    Aceh Blogger

    Waktu adalah Ibadah

    facebook Twitter instagram pinterest google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top