Bireuen si Kota Juang mantan Ibukota Indonesia

January 12, 2016



Bireuen, kota ini ternyata punya sejuta cerita dan sejarah yang patut diketahui. Siapa sangka, kota yang memiliki luas 1,899 km² ini dulunya pernah menjadi ibukota Indonesia ketiga dalam upaya mempertahankan Republik Indonesia dari penjajah. Tepat 25 September 1945, Jakarta sebagai Ibukota Indonesia dalam kondisi terancam akibat agresi militer l yang dilancarkan kompeni dan sekutunya untuk menjajah kembali Indonesia. 

Meski sudah diproklamasikan, Belanda tetap saja kekeh tidak mengakui kemerdekaan Indonesia. Pertahanan negara terus diserang hingga menewaskan 8.000 rakyat tak berdosa. Jakarta saat itu dalam kondisi genting dan tidak memungkinkan ntuk menangani urusan kenegaraan. Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono IX menawarkan kepada presiden Soerkarno untuk memindahkan ibukota negara ke wilayahnya. Presiden dan Wakil Presiden pertama RI kemudian menyetujui tawaran Sri Sultan, selain karena letak Yogyakarta yang dibentengi pegunungan, armada perang RI paling kuat juga berada di Kota Gudeg ini. Ditambah lagi Yogya juga memiliki pangkalan udara Maguwo (kini dikenal dengan Bandara Adisutjipto) dan juga media komunikasi seperti surat kabar dan radio.

Maka, 4 Januari 1946 Ibukota RI resmi pindah ke Yogyakarta. Namun perpindahan tersebut tidak mampu bertahan lama, tahun 1948 Belanda melancarkan Agresi Militer ll ke Yogyakarta. Yogya pun berhasil dikuasai para penjajah. 

Demi menyelamatkan bangsa ini presiden pun memilih mengasingkan diri ke Aceh. Saat itu Bireuen merupakan pusat kemiliteran Aceh, status daerah ini diyakini paling aman dan strategis untuk mengatur strategi militer melawan serangan musuh. Soekarno hijrah ke Bireuen dengan menumpang pesawat udara Dakota hingga mendarat di lapangan terbang sipil Cot Gapu pada Juni 1948. 

Jadilah 18 Juni 1948, Bireuen sebagai Ibukota Indonesia dimana Presiden Soekarno-Hatta mengendalikan RI dalam keadaan darurat. Atas dasar itu pula Bireuen dijuluki sebagai Kota Juang. Meski hanya seminggu bukan berarti peristiwa tersebut dilupakan begitu saja, perjalanan sejarah tetaplah meninggalkan jejak.


Asal Usul Nama Bireuen

Beragam asal usul nama Bireuen memang pernah diungkapkan oleh berbagai tokoh. Namun, Tgk. Sarong yang pernah menjadi komandan pertempuran Medan Area tahun 1946, yang saat itu diberi gelar Kowera (Komandan Perang Medan Area) sebagaimana ditulis di Narit yang dipost ulang di seputaraceh.com mengungkapkan, Bireuen itu berasal dari Bahasa Arab yaitu asal katanya Birrun, artinya kebajikan, dan yang memberikan nama itu juga orang Arab pada saat Belanda masih berada di Aceh.

Kala itu, orang Arab yang berada di Aceh mengadakan kenduri di Meuligoe Bupati sekarang. Saat itu, orang Arab pindahan dari Desa Pante Gajah, Peusangan, lalu mereka mengadakan kenduri. Kenduri itu merupakan kebajikan saat menjamu pasukan Belanda. Orang Arab menyebut kenduri itu Birrun. Sejak saat itulah nama Bireuen mulai dikenal.

Sebelum Bireuen jadi nama Kota Bireuen yang sekarang ini, dulu namanya Cot Hagu. Setelah peristiwa itulah, nama Cot Hagu menjadi nama Bireuen. Wallahua’lam bissawab


Sumber : 
http://liza-fathia.com/bireuen-kota-juang-yang-menjadi-ibu-kota-ri-selama-seminggu/
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ruslan./bireuen-ibukota-ketiga-republik-indonesia-1948_54f79ceaa33311df1d8b457e

You Might Also Like

6 comments

  1. blognya keceee.. suka suka.. informasinya tentang aceh banyak pula :D

    ReplyDelete
  2. makasih ramhmanovic :), sering2 mampir yaa

    ReplyDelete
  3. Ah semoga suatu saat bisa ke bireun

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa ayoe ke Bireun mas Toro,, semoga cepat terwujud

      Delete
  4. iya Arief, informasi seperti ini emang jarang kita jumpai dibuku2

    ReplyDelete